Memperlancar Konstruksi: Kekuatan SMED yang Terabaikan

16

Industri konstruksi sering kali mengabaikan metode Lean Manufacturing yang kuat namun sangat mudah beradaptasi: Single-Minute Exchange of Dies (SMED). Awalnya dirancang untuk secara drastis mengurangi waktu penyiapan dalam produksi bervolume tinggi, SMED dapat menjadi terobosan dalam proyek konstruksi, mengurangi waktu henti, dan meningkatkan produktivitas. Artikel ini menjelaskan apa itu SMED, mengapa itu penting, dan bagaimana profesional konstruksi dapat menerapkannya pada pekerjaan mereka.

Mengapa Penyiapan Lebih Cepat Itu Penting

Di bidang manufaktur, “penyiapan” mengacu pada waktu yang diperlukan untuk mengalihkan mesin dari memproduksi satu produk ke produk lainnya. Dalam konstruksi, hal ini berarti waktu yang terbuang di antara tugas-tugas: menunggu material, mengkonfigurasi ulang peralatan, atau sekadar mengubah posisi kru. Penundaan ini bertambah, meningkatkan biaya dan memperlambat jadwal proyek. SMED bertujuan untuk meminimalkan periode-periode yang tidak memberikan nilai tambah ini, sehingga memungkinkan tim untuk berpindah antar operasi dengan lancar.

Ide intinya bukanlah untuk memampatkan setiap pengaturan menjadi satu menit (walaupun itu adalah tujuan akhir dalam beberapa kasus). Sebaliknya, ini tentang mengurangi waktu penyiapan hingga di bawah sepuluh menit—target “menit satu digit”.

Dari Arena Balap hingga Lokasi Konstruksi

Prinsipnya diilustrasikan dengan baik oleh pit stop Formula 1. Beberapa dekade yang lalu, mengganti ban dan mengisi bahan bakar membutuhkan waktu lebih dari satu menit. Saat ini, kru elit dapat menyelesaikan tugas yang sama dalam waktu kurang dari tiga detik. Ini bukanlah keajaiban; ini adalah hasil dari perencanaan yang cermat, alat yang telah ditentukan sebelumnya, dan optimalisasi setiap gerakan. Pola pikir yang sama juga berlaku pada konstruksi.

Lima Langkah Implementasi SMED

SMED bukanlah perbaikan satu kali. Ini adalah proses analisis dan perbaikan yang sistematis. Berikut cara menerapkannya pada konstruksi:

  1. Amati Proses Saat Ini: Rekam video seluruh prosedur pengaturan untuk tugas yang memakan waktu. Identifikasi setiap langkah, mulai dari pengumpulan bahan hingga penyesuaian akhir.
  2. Pisahkan Aktivitas Internal dan Eksternal: Bedakan antara tugas yang harus dilakukan saat proses dihentikan (internal) dan tugas yang dapat diselesaikan sebelum atau selama downtime (eksternal). Misalnya, persiapan peralatan di luar lokasi bersifat eksternal; penyesuaian penyangga pada derek bersifat internal.
  3. Konversi Internal ke Eksternal: Ini adalah langkah kuncinya. Bagaimana Anda dapat mengalihkan tugas dari yang bergantung pada waktu henti menjadi diselesaikan lebih awal? Prefabrikasi, pra-perakitan komponen, atau pementasan material secara strategis semuanya dapat membantu.
  4. Merampingkan Langkah-Langkah Internal yang Tersisa: Setelah Anda melakukan eksternalisasi sebanyak mungkin, fokuslah untuk menyederhanakan tugas-tugas internal yang tersisa. Hilangkan gerakan yang tidak perlu, standarisasi prosedur, dan optimalkan alur kerja.
  5. Pelatihan dan Penyempurnaan Berkelanjutan: SMED bukanlah perbaikan yang dilakukan satu kali saja. Tim memerlukan pelatihan untuk menjalankan prosedur baru secara efektif, dan proses harus terus disempurnakan berdasarkan umpan balik dan data kinerja.

Contoh Dunia Nyata: Instalasi Utilitas Bawah Tanah

Sebuah proyek di Manchester, Inggris, menerapkan SMED untuk menyederhanakan pemasangan ruang utilitas bawah tanah. Dengan mengkonfigurasi ulang tata letak lokasi, memposisikan material sebelumnya, dan memodifikasi peralatan (seperti truk HIAB), tim meningkatkan produktivitas sebesar 167%—dari 1,5 ruang yang dipasang dalam dua hari menjadi dua ruang per hari. Ini bukanlah perombakan yang rumit; itu adalah serangkaian perbaikan kecil dan terfokus.

Mengapa SMED Diabaikan dalam Konstruksi

Meskipun mempunyai potensi, SMED masih kurang dimanfaatkan dalam bidang konstruksi. Hal ini mungkin karena sering dianggap sebagai teknik manufaktur. Namun, prinsip dasarnya—mengurangi pemborosan, mengoptimalkan alur kerja, dan meminimalkan waktu henti—bersifat universal.

Intinya

SMED adalah metode yang ampuh, namun sering diabaikan, untuk meningkatkan efisiensi dalam konstruksi. Dengan menganalisis proses penyiapan secara sistematis dan mengubah tugas internal ke tugas eksternal, tim dapat mengurangi waktu henti secara signifikan, meningkatkan produktivitas, dan menurunkan biaya. Kuncinya adalah mengenali peluang dan menerapkan prinsip-prinsip tersebut dengan disiplin dan perbaikan terus-menerus.

Industri ini membutuhkan lebih banyak kisah sukses SMED untuk menunjukkan nilainya. Pertanyaannya bukan apakah SMED dapat bekerja di bidang konstruksi, namun mengapa masih banyak tim yang belum menggunakannya